Kamis, 23 Agustus 2012

FemDom to Live (part 6)

Lanjutan FemDom to Live (part 5)..

Jika pembaca masih mengingat cerita FemDom to Live sebelum-sebelumnya. Dulu Nyonya sempat cemas akan pandangan buruk dari rekan-rekan kerja Nyonya terhadap Satria. Nyonya tidak bisa jujur mengatakan bahwa Satria adalah suami Nyonya karena Nyonya yakin  memiliki suami yang tidak berpenghasilan sama sekali tentu akan menjadikan Nyonya sebagai bahan gunjingan dan olokan mereka jikalau mereka syirik dengan kondisi karir Nyonya yang begitu cemerlang. Sedangkan jika Nyonya berbohong telah mempekerjakan pembantu pria di rumah dengan kondisi Nyonya dikenal sebagai wanita lajang, tetap saja Nyonya dijadikan bahan omongan mereka karena hal itu sangatlah tidak biasa di dalam kehidupan bermasyarakat ini. Ya, semua memang serba salah bagi Nyonya hingga Nyonya tidak berani untuk kembali mengajak rekan-rekan kerja Nyonya main atau sekedar mampir ke rumah Nyonya lagi.


Peristiwa Arya berkunjung ke rumah Nyonya-pun adalah suatu hal yang tidak disengaja. Nyonya tidak menyangka akan mengalami mabuk berat di malam itu hingga Arya perlu mengantarkan Nyonya pulang ke rumah dan berakhir di atas ranjang. Nyonya sempat bingung bagaimana bisa pada malam itu Arya tidak takut sama sekali dengan keberadaan Satria, yang Nyonya tau dia adalah seorang pria, di dalam rumah. Tapi, berkat penjelasan Satria yang begitu jelas pada pagi harinya, peristiwa cuckolding yang semalam Nyonya alami bersama Arya dan Satria pun dapat tergambar dengan jelas di dalam pikiran Nyonya. Dari penjelasan Satria, Nyonya sungguh malu pada tingkah laku Nyonya yang lupa diri akan status istri yang seharusnya Nyonya jalani bersama Satria. Untungnya, Satria menyukai dan berharap peristiwa malam itu dapat terulang kembali di dalam kehidupan kami. Nyonya tidak langsung berjanji pada Satria untuk dapat memenuhi permintaannya. Lagi-lagi Nyonya membutuhkan waktu untuk semua ini. Setelah selesai menyantap sarapan buatan Satria dan membersihkan badan dari sisa-sisa semalam, Nyonya pergi meninggalkan Satria seorang diri di dalam rumah tanpa berpamitan terlebih dahulu padanya. Nyonya butuh kesendirian untuk memikirkan apa yang kemungkinan terjadi di dalam kehidupan Nyonya kedepan bersama Satria. Satria pun mencari-cari keberadaan Nyonya. Ia juga berkali -kali menelepon handphone Nyonya tanpa henti hanya untuk minta maaf dan memohon agar Nyonya kembali ke rumah.Sayangnya, tidak ada satupun yang Nyonya tanggapi karena Nyonya memang sedang butuh waktu untuk sendiri.

Selama Nyonya menyindiri, Nyonya melakukan perhitungan yang cukup matang untuk semua cost and benefit jika Sissification dilakukan pada Satria. Secara finansial, cost tentu saja bukanlah suatu masalah lagi bagi Nyonya. Gaji Nyonya sebagai Assistant Partner di sebuah law firm ibukota telah lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan kami serta membelikan Satria kostum/pakaian baru. Bahkan untuk operasi transgender Satriapun Nyonya sanggup. Hanya saja cost secara psikologis dan mental Satria yang Nyonya masih butuh pertimbangan. Karena begitu dilemma, Nyonya coba menenangkan pikiran sejenak dengan membaca majalah-majalah wanita hingga Nyonya menemukan artikel mengenai cara mengurus perabotan rumah tangga yang terbuat dari kaca. Nyonya jadi ingat akan Satria dan tersadar bahwa Satria memang telah siap untuk dijadikan Sissy pribadi Nyonya. Selain telah terampil dalam mengurus perabotan rumah dan melayani Nyonya, Satria juga mendapatkan pleasure saat dirinya diperlakukan sebagai sissy. Nyonya pun lekas checkout dari hotel tempat Nyonya menginap dan pergi berbelanja baju khusus untuk Satria seorang. Tidak hanya kostum sissy sehari-hari, Nyonya-pun membelikan Satria banyak pakaian dalam wanita agar setibanya di rumah Nyonya bisa mengganti semua pakaian dalam pria milik Satria menjadi pakaian dalam wanita. Setelah puas berbelanja baju 'baru' untuk Satria, Nyonyapun langsung pulang ke rumah.


Setibanya di rumah, tak disangka Satria langsung menyambut Nyonya dengan pelukan erat seakan-akan Nyonya telah pergi meninggalkan dirinya berbulan-bulan. Padahal Nyonya hanya meninggalkan dirinya kurang lebih selama 3 hari hihi.. Nyonya-pun tak sabar untuk menunjukkan isi belanjaan Nyonya kepada Satria. Tapi sayangnya, belum juga sempat Nyonya membuka sepatu dan membuka bungkus belanjaan, Satria telah duluan duduk bersimpuh dihadapan Nyonya sambil menciumi sepatu heels Nyonya. Ia juga mempersilahkan Nyonya untuk naik ke punggungnya seolah-olah Nyonya akan naik kuda untuk pergi ke kamar. Lalu sesampainya di kamar, Satria segera keluar dari kamar dan bergegas kembali dengan membawakan segelas air sirup yang segar khusus untuk Nyonya. Nyonya benar-benar menjadi Ratu saat berada di rumah. Inilah sifat Submissive yang Nyonya sukai dari Satria. Tidak hanya mencintai Nyonya, tapi Satria juga rela melayani Nyonya dengan sepenuh hatinya. Semoga hadiah yang Nyonya belikan ini dapat memberikan kepuasan bagi Satria seperti kepuasan yang Nyonya dapatkan dari pelayanan Satria. 


Penasaran dengan reaksi Satria saat Nyonya menunjukkan isi belanjaannya Nyonya?? Tunggu kelanjutannya di FemDom to Live selanjutnya yah! See youu...

Lots of hugs and kisses from Nyonya Anya :* :* :* 
x.o.x.o

Jumat, 17 Agustus 2012

Humiliation Plays Mental Domination

Another post about definition.. Maaf yaa jika Nyonya nge-post tentang definisi-definisi terus. Sebenernya Nyonya mau melanjutkan cerbung Nyonya yang Femdom to Live part 6, tapi alangkah baiknya jika kita mengenal beberapa istilah femdom yang sering digunakan dalam dunia Femdom dulu gapapa kan yah?? ;)

Nah, pada post-an kali ini, Nyonya akan membahas mengenai Humiliation Play yang tentunya aktivitas ini dapat mendukung femdom lifestyle agar terlihat lebih menarik dan dapat melatih mental para Submissive agar mereka lebih patuh untuk melayani sang majikannya masing-masing. 

Humiliation Play adalah salah satu aktivitas femdom dimana wanita akan mempermalukan pasangan prianya baik secara ucapan maupun tindakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan psikologis sang pria.  Semakin intens humiliation yang dapat diberikan, tentunya semakin dalam level of sexual excitement dan mental fulfillment yang dapat dirasakan dari para pria pencinta Humiliation Play. Alasan pemicu mengapa beberapa pria senang untuk dipermalukan oleh wanita itu bermacam-macam. Ada yang dipicu karena latar belakang kehidupannya, ada pula yang dipicu karena memang sifat alamiah pria itu senang untuk di-abused oleh wanita.



"As a single footstep will not make a path on the earth, so a single thought will not make a pathway in the mind. To make a deep physical path, we walk again and again. To make a deep mental path, we must think over and over the kind of thought we wish to dominate or lives."
Henry David Toreau, American Poet, 1817 - 1862

Walaupun dalam Femdom yang mendominasi untuk semua tindakan adalah pihak wanita, bukan berarti pihak wanita dapat semena-mena pada pria Submissive-nya dengan terus mempermalukan pasangannya hingga dibawa ke dalam dunia sehari-hari. Ingat, pria memiliki kehidupan sosial selain dengan pasangannya dan ia juga perlu menjaga karismanya sebagai seorang pria agar tetap dapat dicap baik oleh masyarakat sekitar. Beberapa pria mungkin telah siap mental untuk dapat dipermalukan secara terus menerus oleh sang wanita. Pada kenyataannya, masih banyak pria yang mengaku Submissive pada pasangannya tapi tidak terima, marah, atau merasa tersakiti dengan ucapan pahit yang keluar dari mulut sang wanita jika  kata-kata humiliation dilontarkan pada saat yang tidak tepat.  Sedangkan jika kata-kata itu dilontarkan pada saat yang tepat (saat sedang sexual, BDSM, atau Femdom playtime), Nyonya yakin sang Submissive Pria akan semakin sayang pada sang wanita dan dapat menikmati dominasi wanita secara lebih nyata walaupun semua hanyalah kepura-puraan.

Oleh karena itu, Nyonya sarankan kepada pembaca blog Nyonya khusuhnya untuk seorang pria dan mempunyai partner yang sering memanggil anda dengan kata "BEGO, PEACOCK KECIL, atau DASAR PRIA TIDAK BERGUNA" diluar dari waktu Dominance & Submissive Playtime kalian, lebih baik anda mencari Dominator baru karena itu adalah contoh wanita keji yang Nyonya yakin ini dapat membuat anda merasa kehilangan rasa kasih sayang dan rasa Submissive anda kepada dirinya. Seperti yang Nyonya telah jelaskan pada tulisan Nyonya sebelum-sebelumnya, Femdom itu hanyalah salah satu sarana untuk mengatasi kebosanan yang mungkin terjadi di dalam hubungan normal anda bersama pasangan serta memenuhi mental psikologis sang pria submissive agar dapat merasa lebih puas dengan service yang diberikan oleh pasangan dominatornya.

Once again, Femdom is only happen when a couple already committed to support the fulfillment of each other needs. Jangan jadikan femdom suatu burden dalam hubungan anda bersama pasangan okaay!

Lotta hugs & kisses from Nyonya Anya :* :* :*




Selasa, 14 Agustus 2012

Push HIM to the Limit.. Yeaaah!!

Di dalam blog Nyonya, Nyonya pernah membahas mengenai "Femdom is all about Love and Punishment". Sayangnya Nyonya belum dapat menjelaskan secara detail mengenai aktivitas apasih yang sebenarnya dikategorikan sebagai aktivitas Punishment dan bagaimana cara membedakan aktivitas Punishment dengan aktivitas femdom lainnya. Pada post-an kali ini, Nyonya akan mencoba untuk bahas mengenai Punishment secara lebih detail. Namun sebelumnya, Nyonya akan kembali mengajak pembaca untuk kembali mengingat dulu apakah arti punishment itu dan kapankah sebaiknya punishment itu diterapkan yah... ;*

Punishment adalah hukuman yang sebaiknya diberikan kepada para Submissive jikalau Dominator merasa tidak puas dengan apa yang telah dilakukan oleh para Submissive dalam melayani si Dominator. Contohnya: Submissive Nyonya telah mengalami ejaculation disaat Nyonya belum puas dalam berhubungan badan dengannya atau Submissive Nyonya ketahuan sedang menggoda wanita lain di dalam kehidupan sehari-hari. Nah, disaat para Submissive ketahuan melakukan kesalahan yang memang seharusnya diberikan hukuman agar tidak mengulang kesalahannya,  aktivitas - aktivitas berikut menurut Nyonya dapat dijadikan sebagai punishment mereka.

I. Cock Ball Torturing (CBT)

Daripada P*n*s atau C*ck, Nyonya lebih senang menggunakan istilah Peacock untuk merujuk ke kata-kata tersebut. Okay, bagi pembaca yang belum mengetahui Peacock, berikut sedikit ilustrasi mengenai peacock. Batang peacock itu elastis, dapat memanjang, dapat mengeras, dan dapat juga melembek sehingga bisa diremas-remas seperti balon. Sedangkan kepala Peacock itu kenyal karena memiliki lapisan kulit yang cukup tebal.

CBT adalah aktivitas yang dapat diimplementasikan disaat si peacock sedang dalam kondisi lembek dan dapat juga dilakukan disaat si peacock sedang kondisi erection. If the peacock shaft sedang lembek, peacock dan bolanya dapat diikat-ikat kencang menggunakan tali lalu Dominator dapat membiarkannya gantung begitu saja selama beberapa menit atau dapat juga dengan menggunakan tangan dan kaki atau menggunakan alat bantu seperti stick billiard dan tongkat sapu untuk memukuli si peacock. Selain dengan tali, Dominator juga dapat juga menggunakan cock clamps seperti gambar di bawah ini yang tentunya harus dibeli di toko sex toys yang ada. Jangan sembarangan beli clamps yang dijual di toko bangunan karena berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit. Nyonya amat sangat tidak merekomendasikan itu.


Lalu, if the peacock shaft is in rigid or ejaculation, Nyonya sarankan jangan menggunakan teknik yang sama seperti saat peacock shaft is in flaccid or lembek. The rigid peacock dapat disiksa dengan cara trampling (diinjak-injak menggunakan sepatu heels), meremas-remas/menggigit bola peacock secara kasar, dan memukuli kepala peacock tanpa diikat-ikat terlebih dahulu. Selama melakukan CBT, ucapan-ucapan yang dapat membuat Submissive feels for being humiliated juga perlu dilakukan agar aura yang menunjukan Dominator memang sedang marah dan mendominasi dapat lebih terlihat.

II. Spanking & Whipping



Selain peacock, organ tubuh lain yang dapat menerima penyiksaan adalah p**t*t atau Buttock. Karena sama-sama kenyal dan memiliki ketebalan kulit yang cukup tebal, Buttock adalah organ yang paling cepat untuk recovery dari rasa sakit dan memar akibat suatu benturan. Spanking & Whipping adalah aktivitas yang menyakiti buttock si Submissive. Perbedaan Spanking & Whipping terletak dari alat pemukul si buttock. Spanking yaitu gerakan menampar buttock hanya dengan menggunakan tangan kosong atau benda kaku seperti tongkat dan penggaris. Gerakan spanking ibarat gerakan seorang ibu yang kesal dengan tingkah laku anaknya dan menghukumnya dengan memukuli buttock sang anak hingga menangis. Semakin keras tamparan yang diberikan tentunya warna buttock akan menjadi semakin merah dan tenang saja gerakan ini tidak akan membuat si buttock hingga berdarah koo. Beberapa submissive pria malah menganggap rasa perih seperti percikan setrum akibat tamparan adalah pleasure buat mereka jadi jangan menganggap submissive kalian itu aneh atau kelainan jika senang dan ketagihan untuk mendapatkan spanking dari sang Dominatornya yea ;)



Sedangkan Whipping adalah level tingkat tingginya spanking karena menggunakan alat bantu seperti tali, pecutan, atau sabuk celana. Ibarat majikan dan budak di jaman Victorian, whipping adalah hukuman bagi para budak yang melawan majikannya dengan cara mengikat tangan dan kaki si budak dengan tali agar ia sulit bergerak lalu memecut badan bagian belakangnya dengan pecutan hingga si budak meringis kesakitan. Dalam femdom, badan bagian belakang yang dimaksud adalah daerah buttock karena daerah badan belakang selain buttock dapat menyebabkan bekas luka yang tentunya tidak secepat buttock untuk recovery ke bentuk semula. Menurut nyonya, gerakan ini perlu dilakukan dengan kesepakatan bersama dari kedua belah pihak karena gerakan ini memang perlu mental yang lebih siap dibandingkan dengan spanking.

Dari aktivitas -aktivitas yang telah Nyonya sebutkan barusan ini, selain memberikan rasa sakit dan penderitaan untuk si Submissive, Nyonya juga mendapatkan rasa pleasure serta kepercayaan dari Submissivenya Nyonya karena ia jadi sungguh - sungguh dapat mengerti bagaimana perasaan para wanita yang mereka sakiti dan takut untuk mengulangi kesalahannya lagi. Semakin besar rasa sakit yang Nyonya berikan, maka semakin besar juga rasa traumatis yang dihasilkan dan dirasakan oleh Submissive Nyonya. Alhasil, sang Submissive menjadi lebih patuh, tunduk, dan takut untuk berbuat sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kehendak Nyonya.

"Pain and suffering are always inevitable for a large intelligence and a deep heart. The really great men must, I think, have greatness sadness on earth"
Fyodor Dostoyevsky, Crime and Punishment

Walaupun punishment dapat dijadikan metode untuk perbaikan diri, Nyonya sarankan untuk para Dominator agar tetap berprikemanusiaan dalam memberikan punishment dan janganlah sering-sering juga melakukan punishment okaaay! Mengapa harus berprikemanusiaan dan jangan sering-sering? Karena.... Memang ada yah manusia yang mau disiksa terus sama pasangannya dan kehilangan organ vital untuk bereproduksi hanya karena femdom?? mhihihi ;*

Hope you can get my messages in this post and please keep tuning to my blog..
Lotta hugs and kisses from Nyonya Anya ;* ;* ;*

Minggu, 12 Agustus 2012

RECOMMENDED to Read

"My inner Goddess is beside herself, hoping from foot to foot. Anticipation hangs heavy over my head like a dark tropical storm cloud. Butterflies flood my bellies - as well as a darker, carnal, captivating ache as I try to image what he will do to me."
 Anastasia Steele, Fifty Shades of Grey

Bagi yang suka membaca blog ini, Nyonya yakin kalian juga akan suka dengan novel yang Nyonya ambil beberapa line ceritanya untuk dijadikan quote pembuka post-an ini. Novelnya adalah Fifty Shades of Grey karya E L James. Ceritanya kurang lebih seperti Twilight the series tapi versi dewasa dan lebih masuk akal dibandingkan novel Twilight. Makanya novel ini telah menjadi International Bestselling Novel untuk genre Erotica Romance bahkan Victoria Beckham pun memborong buku ini untuk keluarganya.


Yang Nyonya suka dari novel ini adalah ceritanya tentang Dominant - Submissive yang terjadi didalam kehidupan Christian Grey dan Anastasia Steele. Selain itu, detail cerita adegan sex yang diceritakan oleh pengarang juga membuat Nyonya mendapatkan gambaran seolah-olah Nyonya sedang menonton film BDSM dan menjadi rindu dengan partner submissive Nyonya. Di dalam jilid pertama, kisah femdom-nya memang kurang terlihat, namun saat memasuki jilid kedua mulailah masuk kisah femdom didalam kehidupan mereka.

Novel ini baru dirilis tahun 2011 kemarin dan pada tahun ini telah ada perusahaan film yang mengontrak novel ini untuk dijadikan film yang siap dirilis pada tahun 2013 nanti. Jujur Nyonya baru saja selesai membaca novel ini hingga jilid 2 padahal novel ini ada 3 jilid. Tapi karena ceritanya yang begitu sesuai dengan kehidupan Nyonya, Nyonya jadi tak sabar sekali ingin berbagi kisah Dominant - Submissive ini kepada para pembaca blog Nyonya. Sayangnya, novel ini belum ada dalam bahasa Indonesia. Hanya ada dalam bahasa Inggris and Spanish. Jadi mohon kesabarannya yaa bagi pencinta femdom yang tidak suka membaca novel berbahasa asing mhihihi ;*

Lots of hugs and kisses only from Nyonya Anya 
xoxo