Selasa, 10 Maret 2015

3 Kepribadian Kaum Hawa: Goddess, Mistress, and Queen

Haii semua! After being silence for almost a year, Nyonya tidak menyangka ternyata masih ada yang membuka blog Nyonya hihi... Thank you yaa guys for all the supports and the loyalties for keeping the track to all Nyonya Anya's records x.o.x.o :*

Nah, bagi yang penasaran dengan kelanjutan cerita Femdom to Live sabar dulu yah. Nyonya mau berbagi tentang kepribadian Nyonya sebagai kaum hawa yang menjadikan femdom sebagai salah satu bagian dalam kehidupan sehari-hari Nyonya Anya. 
Nyonya tumbuh dari keluarga yang harmonis, santun, dan memegang teguh pada kepercayaan. Sedari kecil, Nyonya diajarkan untuk berbuat baik terhadap sesama dan tidak meninggalkan norma-norma kehidupan yang telah beredar di masyarakat. Dengan lingkungan yang berbudi pekerti luhur, tentu harapan keluarga terhadap sosok Nyonya adalah hidup sebagai wanita yang dapat dipandang oleh pria layaknya Bidadari yang turun dari khayangan. Special dimata pria akibat kepribadian yang 'Goddess', bukan hanya karena tampilan fisik semata.
"There used to be a graying tower alone on the sea. You became the light on the dark side of me. Love remained a drug that's the high and not the pill. But did you know, That when it snows, My eyes become large and The light that you shine can be seen." - Seal, Kiss From a Rose Lyric
Seperti yang umumnya terjadi saat manusia mengalami jatuh cinta, disaat Nyonya bertemu dengan sosok yang spesial dan sama-sama bersedia untuk mengikat tali asmara dengan komitmen, ada sisi lain kepribadian Nyonya yang tadinya tidak terlihat menjadi terlihat dan bercahaya bagi pasangan Nyonya. Selain menjadi lebih 'nakal' secara seksual (tentu saja, siapa sih di dunia ini yang tidak menyukai berhubungan seksual?), Nyonya menjadi lebih 'strict' dan 'demanding' terhadap pasangan Nyonya. Bagi kebanyakan pria, dua sikap ini adalah sikap yang menyebalkan karena kehidupannya menjadi semakin penuh aturan dan dituntut dengan banyak kemauan dari pasangannya. Sedangkan bagi wanita, dua sikap inilah yang justru menjadi motif untuk adanya gaya hidup Femdom, yakni menjadi sosok 'Mistress' bagi pasangan. 

Lalu, apa hubungannya sikap 'Strict' dan 'Demanding' dengan kepribadian 'Mistress'?

Seperti yang kita ketahui, jumlah wanita di dunia saat ini sudah lebih banyak daripada jumlah pria yang ada. Hal ini tentu berdampak pada godaan yang lebih berat pada salah satu pihak, which is the man side from a couple. Dari persepsi inilah yang membuat naluri wanita merasa rendah diri dengan kepercayaan yang telah diberikan kepada pasangannya. Akibatnya, wanita menjadi lebih 'Strict' dan 'Demanding' guna mencari bukti cinta dari pasangannya. 
  • Contoh sikap 'Strict': Finansial bersama dikelola oleh pihak wanita, pulang kantor tidak boleh lebih dari jam 10 malam (diatas jam itu tidak dikasi 'jatah' seminggu), dll. 
  • Sedangkan contoh sikap 'Demanding': Setiap sebelum tidur harus cium kening dulu, malam minggu harus jalan bersama pasangannya, setiap perayaan Valentine harus kasih bunga, dll
Disaat pasangan dapat memenuhi keinginan dari kedua sikap ini, tentu wanita merasa senang dan merasa terpuaskan secara batin maupun pikiran seperti yang telah Nyonya alami sebagai Mistress. Rasa puas inilah yang menjadi kepribadian dari seorang 'Mistress', yaitu dapat memiliki dan dapat mengontrol seorang submissive male di kehidupan sehari-hari. Namun, yang menjadi masalah adalah "Apakah pihak pria mau setiap saat menerima kedua sikap ini secara terus menerus dalam kehidupan normal sehari-hari?"

Seperti yang Nyonya telah tulis pada paragraf sebelumnya, kebanyakan pria menganggap terus-terusan diperintah oleh pasangannya adalah hal yang menyebalkan karena terkesan seperti overprotective. Oleh sebab itu, Nyonya menerapkan Playtime Session dengan partner Submissive Nyonya dimana aturannya telah disepakati bersama dan pemegang kendali penuh dalam waktu tersebut adalah pihak wanita. Dengan adanya kemampuan untuk membagi waktu antara kapan menjadi 'Goddess' dan kapan menjadi 'Mistress', kepribadian untuk menjadi sosok 'Queen' pun dapat terbentuk. 



Kepribadian 'Queen' timbul disaat wanita telah mendapatkan kepuasaan tanpa melukai fisik, pikiran, maupun perasaan dari pasangannya. Dengan adanya kebijaksanaan dalam bertindak, karisma yang ada di dalam diri wanita semakin terpancar dan hal inilah yang menyebabkan pria mampu bertekuk lutut untuk loyal terhadap pasangannya, baik disaat kepribadian pasangan sedang dalam 'Mistress' maupun dalam 'Goddess'.

Jadi intinya, femdom bukanlah suatu kehidupan dengan kepribadian psikopat/ sadistic ;)
Femdom adalah lifestyle dimana wanita hidup dengan 3 kepribadian yakni 'Goddess', 'Mistress', and 'Queen' just like Nyonya Anya in here...
  • Goddess = Kind, merciful, tenderhearted and beautiful
  • Mistress = Aggressive, selfish, demanding, and sexual
  • Queen = Strong, powerful, dominant and authoritative
The male gender always craves to submit to loving female authority, no matter how it is expressed hihihi... Soooo, selamat mencoba untuk menjadi 3 kepribadian ya gals!!

Lotta hugs & kisses from Nyonya Anya  :* :* :*